PATUT DITIRU !! Imam Ali bin Abi Thalib Ra. Merumuskan Cara Memperlakukan Anak. Sebarkan !!
Imam Ali bin Abi Thalib Ra. Merumuskan cara memperlakukan anak:
1. Kelompok 7 tahun pertama (usia 0-7 tahun), perlakukan anak sebagai raja.
2. Kelompok 7 tahun kedua (usia 8-14 tahun), perlakukan anak sebagai tawanan.
3. Kelompok 7 tahun ketiga (usia 15-21 tahun), perlakukan anak sebagai sahabat.
Melayani anak dibawah usia 7 tahun dengan sepenuh hati dan tulus adalah
hal terbaik yang dapat kita lakukan. Banyak hal kecil yang setiap hari
kita lakukan ternyata akan berdampak sangat baik bagi perkembangan
prilakunya, misalnya:
Bila kita langsung menjawab dan menghampirinya saat ia memanggil kita-
bahkan ketka kita sedang sibuk dengan pekerjaan kita – maka ia akan
langsung menjawab dan menghampiri kita ketika kita memanggilnya.
Saat kita tanpa bosan mengusap punggungnya hingga ia tidur, maka kelak
kita akan terharu ketika ia memijat atau membelai pngung kita saat kita
kelelahan atau sakit.
Saat kita berusaha keras menahan emosi di saat ia melakukan kesalahan
sebesar apapun, lihatlah dikemudian hari ia akan mampu menahan emosinya
ketika adik/ temannya melakukan kesalahan padanya.
Maka ketika kita selalu berusaha sekuat tenaga untuk melayani dan
menyenangkan hati anak yang belum berusia tujuh tahun, insya Allah ia
akan tumbuh menjadi pribadi yang menyenangkan, perhatian dan bertanggung
jawab. Karena jika kita mencintai dan memperlakukannya sebagai raja,
maka ia juga akan mencintai dan memperlakukan kita sebagai raja dan
ratunya.
Kedudukan seorang tawanan perang dalam islam sangatlah terhormat, Ia
mendapatkan haknya secara proporsional, namun juga dikenakan berbagai
larangan dan kewajiban. Usia 7-14 tahun adalah usia yang tepat bagi
seorang anak bagi seorang anak untuk diberika hak dan kewajiban
tertentu.
Rasulullah SAW mulai memerintahkan seoang anak untuk sholat wajib pada usia 7 tahun, dan memperbolehkan kita memukul anak tersebut (atau mengukum dengan hukuman seperlunya) ketika iIa telah berusia 10 tahun namun meninggalkan sholat. Karena itu usia 7-14 tahun adalah saat yang tepat dan pas bagi anak-anak kita untuk diperkenalkan dan diajarkan tentang hal-hal yang terkait dengan hukum-hukum agama, baik yang diwajibkan maupun yang dilarang, seperti:
1. Melakukan sholat wajib 5 waktu
2. Memakai pakaian yang bersih, rapih dan menutup aurat
3. Menjaga pergaulan dengan lawan jenis
4. Membiasakan membaca Al-Qur’an
5. Membantu pekerjaan rumah tanngga yang mudah dikerjakan oleh anak susianya
6. Menerapkan kedisiplinan dalam kegiatan sehari-hari Reward dan punishment (hadiah/penghargaan/ pujian dan hukuman/teguran) akan sangat pas diberlakukan pada usia 7 tahun kedua ini, karena anak sudah bisa memahami arti dari tanggung jawab dan konsekuaensi.
2. Memakai pakaian yang bersih, rapih dan menutup aurat
3. Menjaga pergaulan dengan lawan jenis
4. Membiasakan membaca Al-Qur’an
5. Membantu pekerjaan rumah tanngga yang mudah dikerjakan oleh anak susianya
6. Menerapkan kedisiplinan dalam kegiatan sehari-hari Reward dan punishment (hadiah/penghargaan/ pujian dan hukuman/teguran) akan sangat pas diberlakukan pada usia 7 tahun kedua ini, karena anak sudah bisa memahami arti dari tanggung jawab dan konsekuaensi.
Namun demikian, perlakuan pada setiap anak tidak harus sama kerena every child is unique (setiap anak itu unik)
Usia 15 tahun adalah usia umum saat anak menginjak akil baligh. Sebagai
orang tua kita sebaiknya memposisikan diri sebagai sahabat dan memberi
contoh atau teladan yang baik seperti yang diajarkan oleh Ali bin Abi
Thalib karomallahu wajhah.
Berbicara dari hati ke hati Inilah saat yang tepat untuk berbicara dari
hati ke hati dengannya, menelaskan bahwa ia sudah remaja dan beranjak
dewasa.
Perlu dikomunikasikan bahwa selain mengalami perubahan fisik, Ia juga
akan mengalami perubahan secara mental, spiritual, sosial, budaya dan
lingkungan, sehingga sangat mungkin akan ada masalah yang harus
dihadapinya. Paling penting bagi kita para orang tua adalah kita harus
dapat membangun kesadaran pada anak-anak kita bahwa pada usia setelah
akil baliqh ini, ia sudah memiliki buku amalannya sendiri yang kelak
akanditayangkan da diminta pertanggung jawabannya oleh Allah Subhanahu
wa Ta'ala.
Memberi Ruang Lebih Setelah measuki usia akil Baligh, anak perlu
memiliki ruang agar tidakmerasa terkekang, namun tetap dalam pengawasan
kita.
Controlling tetap harus dilakukan tanpa bersikap otoriter dan tentu saja
diiringi dengan berdo’a untuk kebaikan dan keselamatannya. Dengan
demikian anak akan merasa penting, dihormati, dicintai, dihargai dan
disayangi. Selanjutnya, Ia akan merasa percaya diri dan mempunyai
kepribadian yang kuat untuk selalu cenderung pada kebaikan dan menjauhi
perilaku buruk.
Mempercayakan tanggung jawab yang lebih berat. Waktu usia 15- 21 tahun
ini penting bagi kita untuk memberinya tanggung jawab yang lebih
beratdan lebih besar, dengan begini kelak anak- anak kita dapat menjadi
pribadi yang cekatan, mandiri, bertanggung jawab dan dapat diandalkan.
Contoh pemberian tanggung jawab pada usia ini adalah seperti memintanya
membimbing adik- adiknya, mengerjakan beberapa pekejaan yang biasa
dikerjakan oleh orang dewasa, atau mengatur jadwal kegiatan dan
mengelola keuangannya sendiri.
Semoga Allah memberikan kita anak-anak yang shaleh dan berbakti.
“Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha pendengar doa.” (QS. Ali Imran: 38).
****
Sumber: FP Alhabib Quraisy Baharun
Sumber: FP Alhabib Quraisy Baharun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar