TERIMA KASIH TELAH MENGUNJUNGI CINTA ISLAM

SUBHANALLAH

SUBHANALLAH
ALLAHUAKBAR

Home

Senin, 18 Januari 2016

Zikir Pilihan dari Rasulullah

Zikir Pilihan dari Rasulullah

Zikir atau Dzikir (Arab: ذِکْر‎, ðɪkr) adalah sebuah aktifitas ibadah dalam umat Muslim untuk mengingat Allah. Di antaranya dengan menyebut dan memuji nama Allah, Bacaan zikir yang paling utama adalah kalimat “Laa Ilaaha Illallaah”, sedangkan doa yang paling utama adalah “Alhamdulillah”.
zikir dari Rasulullah yang memiliki pengaruh dahsyat, mulai dari zikir laa ilaha illallah, asykurullah, subhanallah, masya Allah, alhamdulillah, astaghfirullah, tawakaltu ‘alallah, hasbiyallah, sholawat hingga hauqolah.
1)Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا خَرَجَ الرَّجُلُ مِنْ بَيْتِهِ فَقَالَ: “بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ” قَالَ: « يُقَالُ حِينَئِذٍ: هُدِيتَ وَكُفِيتَ وَوُقِيتَ. فَتَتَنَحَّى لَهُ الشَّيَاطِينُ، فَيَقُولُ لَهُ شَيْطَانٌ آخَرُ: كَيْفَ لَكَ بِرَجُلٍ قَدْ هُدِىَ وَكُفِىَ وَوُقِىَ
“Jika seseorang keluar dari rumahnya lalu membaca (zikir):
Bismillahi tawakkaltu ‘alallahi, walaa haula wala quwwata illa billah
artinya
(Dengan nama Allah, aku berserah diri kepada-Nya, dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan-Nya),
maka malaikat akan berkata kepadanya: “(sungguh) kamu telah diberi petunjuk (oleh Allah Ta’ala), dicukupkan (dalam segala keperluanmu) dan dijaga (dari semua keburukan)”, sehingga setan-setanpun tidak bisa mendekatinya, dan setan yang lain berkata kepada temannya: Bagaimana (mungkin) kamu bisa (mencelakakan) seorang yang telah diberi petunjuk, dicukupkan dan dijaga (oleh Allah Ta’ala)?”
[HR Abu Dawud dinyatakan shahih oleh imam at-Tirmidzi, Ibnu Hibban]
2) Hasbiyallah, Cukuplah Allah Bagiku
حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۖ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ…
Cukuplah Allah bagiku. Tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki Arsy yang agung.”(At-Taubah [9]: 129)
3) Hawqolah
Rasulullah Shallalahu’alaihi Wasallam bersabda:
يَا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ قَيْسٍ أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى كَنْزٍ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ ».
فَقُلْتُ بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ « قُلْ
لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ »
“Wahai Abdullah bin Qais, maukah engkau kuberitahu tentang salah satu tabungan surgawi? Abdullah bin Qais menjawab: ‘Tentu, wahai Rasulullah’. Ia bersabda: ‘Ucapkanlah
لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ
laa haula wa laa quwwata illa billah’
(HR. Bukhari , Muslim )
Kalimat ini adalah dzikir yang dikenal dengan istilah hauqolah. Biasa kita baca ketika mendengar adzan, ketika setelah shalat, atau ketika melihat sesuatu yang menakjubkan.
Artinya dari kalimat ini adalah ‘Tiada daya upaya dan tidak ada kekuatan kecuali atas (dengan izin) Allah .
Begitu agungnya kalimat ini sampai-sampai dikatakan sebagai tabungan surgawi.
Makna dari kalimat ini adalah, bahwa tercapainya sesuatu, perubahan kondisi menjadi lebih baik, adalah semata-mata karena kehendak Allah dan pertolongan dari-Nya. Bukan karena hanya usaha sendiri saja.
Konsekuensinya, memohon kebaikan, memohon tercapainya sesuatu, menggantungkan pertolongan hanyalah ditujukan kepada Allah Ta’ala.
4) MAA SYAA ALLAH, LAA QUWWATA ILLAA BILLAH
Quran SW Al Kahfi, 18:39
مَا شَاء اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ ﴿٣٩
18:39. “MAA SYAA ALLAH, LAA QUWWATA ILLAA BILLAH”
(Sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).
Zikir Yang Disukai Allah Serta Amalan Para Malaikat
IBNU Abbas radhiallahu anhu berkata: “Ketika Allah SWT menjadikan Arasy, lalu menyuruh malaikat memikulnya. Para malaikat merasakan amat berat memikulnya. Kemudian Allah SWT menyuruh malaikat membaca (menyebut); Subhanallah. malaikat membacanya, maka terasa ringan memikul Arasy dan mereka terus menyebut (berzikir) selama-lamanya.”
Kata Ibnu Abbas ra lagi: “Apabila Allah SWT menjadikan Adam as. Maka mula-mula yang keluar dari mulut Adam ialah bersin. Lalu Allah ilhamkan kepadanya untuk membaca (menyebut); Alhamdulillah. Sebaik sahaja Adam as menyebut Alhamdulillah, lalu Allah menjawab; Yarhamuka Rabbuka (kerana rahmat itulah Aku menjadikan engkau).
“Kemudian malaikat berkata: Inilah kalimah mulia dan baik dan tidak sepatutnya kami abaikan. Maka para malaikat pun membaca (berzikir) Suhhanallah Walhamdulillah.
“Para malaikat membaca (berzikir) demikian sehinggalah Allah SWT mengutuskan Nabi Nuh as. Oleh kerana kaum Nabi Nuh adalah kaum pertama menyembah berhala, maka Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Nuh as supaya menyuruh kaumnya membaca; Laa illaha illallah bagi mendapatkan keredhaan Allah.”
“Lalu berkata malaikat: “Inilah kalimah ketiga yang besar dan baik yang tidak boleh kami abaikan. Maka malaikat pun menggabungkan dengan dua kalimah sebelumnya untuk menjadi: Subhanallah Walhamdulillah, Walaa ilaha illallah.”
“Para malaikat mengamalkan kalimah tersebut sehingga terutusnya Nabi Ibrahim as. Setelah terutusnya Nabi Ibrahim as, Allah SWT telah memerintahkan baginda menjalankan korban ke atas anaknya, yang mana akhirnya Allah telah menebus anaknya Ismail dengan seekor kibas (kambing).
“Apabila Nabi Ibrahim as melihat anaknya terselamat dari disembelih dan digantikan dengan kibas (kambing), maka Nabi Ibrahim as menyebut: Allahu akbar, kerana merasa terlalu gembira atas nikmat yang dikurniakan Allah kepadanya.
Berkata para malaikat: “Inilah kalimah keempat yang sungguh baik dan besar. Kemudian para malaikat menggabungkan kalimah itu dengan tiga kalimah sebelumnya menjadi: Subhanallah, Walhamdulillah, Walaa ilaha illallah, Wallahu akbar.”
“Ketika malaikat Jibril as menceritakan kisah ini kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasalam, kagum dan terus melafazkan: Laa haula Wala quwwata illa billahil aliyil aziem.”
Kemudian Jibril as berkata: Gabungkan kalimah yang empat itu sehingga menjadi “Subhanallah, Walhamdulillah, Walaa ilaha illallah, Wallahu akbar Walaa haula Wala quwwata illa billahil aliyil aziem.”
(HR Muslim)
Amalan yang disukai Allah “Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar”
Allah berfirman dalam al-Quran: ”Hai orang-orang yang beriman! berzikirlah (mengingat) kepada Allah dengan zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.”
(al-Ahzaab: 41-42).
Hadith yang membicarakan keutamaan zikir “Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar”
1. Rasulullah shallallahu alaihi wasalam bersabda, “Lazimkan membaca subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akhbar, kerana semua itu dapat menghapuskan dosa sebagaimana gugurnya daun dari pohon”.
(HR Ibnu Majah)
2. Abu Hurairah meriwayatkan Rasulullah shallallahu alaihi wasalam berkata : “Membaca Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar lebih aku sukai daripada seisi dunia.”
(Hadith Riwayat Muslim)
3. Dari Samuroh bin Jundub, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada empat ucapan yang paling disukai oleh Allah: (1) Subhanallah, (2) Alhamdulillah, (3) Laa ilaaha illallah, dan (4) Allahu Akbar. Tidak berdosa bagimu dengan mana saja kamu memulai”
(HR. Muslim).
4. Dari Abu Hurairah, dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: ‘Sesungguhnya membaca “subhanallah walhamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar (Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, dan Allah Maha Besar)” adalah lebih aku cintai daripada segala sesuatu yang terkena sinar matahari.”
(HR. Muslim).
Al Munawi rahimahullah mengatakan, “Segala sesuatu yang dikatakan antara langit dan bumi, atau dikatakan lebih baik dari sesuatu yang terkena sinar matahari atau tenggelamnya, ini adalah ungkapan yang menggambarkan dunia dan seisinya.” Dari sini menunjukkan bahwa keempat kalimat tersebut lebih baik daripada dunia seisinya.
5. Dari Ummi Hani’ binti Abu Thalib dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melewatiku pada suatu hari, lalu saya berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah, saya sudah tua dan lemah, maka perintahkanlah kepadaku dengan amalan yang bisa saya lakukan dengan duduk.”
Beliau bersabda:
“Bertasbihlah kepada Allah seratus kali, karena itu sama dengan kamu membebaskan seratus budak dari keturunan Isma’il.
Bertahmidlah kepada Allah seratus kali karena itu sama dengan seratus kuda berpelana yang memakai kekang di mulutnya, yang kamu bawa di jalan Allah.
Bertakbirlah kepada Allah dengan seratus takbir karena ia sama dengan seratus unta yang menggunakan tali pengekang dan penurut.
Bertahlillah kepada Allah seratus kali.” Ibnu Khalaf berkata; saya mengira beliau bersabda: “Karena ia memenuhi di antara langit dan bumi, dan pada hari ini tidaklah amalan seseorang itu diangkat kecuali akan didatangkan dengan semisal yang kamu lakukan itu.”
(HR. Ahmad)
6. Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang di muka bumi ini mengucapkan: Laa ilaha illallah, wallahu akbar, subhanallah, wal hamdulillah, wa laa hawla wa laa quwwata illa billah, melainkan dosa-dosanya akan dihapus walaupun sebanyak buih di lautan.”
(HR. Ahmad)
7. Dari Ibnu Mas’ud, ia berkata, Rasulullah shallallahu wa’alaihi wa sallam bersabda, “Aku pernah bertemu dengan Ibrahim pada malam ketika aku diisra`kan, kemudian ia berkata, ‘Wahai Muhammad, sampaikan salam dariku kepada umatmu, dan beritahukan kepada mereka bahwa Surga debunya harum, airnya segar, dan surga tersebut adalah datar, tanamannya adalah kalimat: Subhaanallaahi wal hamdu lillaahi laa ilaaha illaahu wallaahu akbar (Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan Allah Maha Besar).”
(HR. Tirmidzi)
8. Dari Abu Sa’id Al Khudri dan Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah telah memilih empat perkataan: subhanallah (Maha suci Allah) dan alhamdulillah (segala puji bagi Allah) dan laa ilaaha illa allah (tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah) dan Allahu akbar (Allah maha besar).
Barangsiapa mengucapkan subhaanallah, maka Allah akan menulis dua puluh kebaikan baginya dan menggugurkan dua puluh dosa darinya, dan
barangsiapa mengucapkan Allahu Akbar, maka Allah akan menulis seperti itu juga, dan
barangsiapa mengucapkan laa Ilaaha illallah, maka akan seperti itu juga, dan
barangsiapa mengucapkan alhamdulillahi Rabbil ‘aalamiin dari relung hatinya maka Allah akan menulis tiga puluh kebaikan untuknya dan digugurkan tiga puluh dosa darinya.”
(HR. Ahmad shahih)

Semoga Allah memberi kita kekuatan untuk istiqomah mengamalkan zikir “Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar” dalam kehidupan seharian kita. InshaAllah.

Terima ksih telah mengunjungi artikel zikir

Rabu, 13 Januari 2016

Wanita Ini Tidak Pernah Pacaran, Sesuatu Yang Lucu Terjadi Dihari Pernikahannya

Wanita Ini Tidak Pernah Pacaran, Sesuatu Yang Lucu Terjadi Dihari Pernikahannya


Rabu, 13 Januari 2016  

SUBHANALLAH !!! Sang Istri Malu Bersalaman dengan Suami yang Baru Dinikahinya. Sungguh beruntung lelaki yang menjadi suaminya. Bagaimana tidak, di jaman modern sekarang ini, wanita ini berhasil menjaga "kehormatan" dirinya sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dengan menjaga auratnya dari sentuhan tangan laki-laki bukan mahram dan yang belum halal baginya.

Pengantin Muslimah Malu Bersalaman Dengan Suami


Mungkin terdengar aneh bagi kebanyakan orang, namun seharusnya beginilah sifat dan tabiat yang harus dimilik oleh seorang wanita muslimah. Malu kepada lawan jenis, malu memperlihatkan auratnya apalagi bersentuhan dengan lawan jenis yang belum halal. Hal ini hanya akan bisa didapat pada diri seorang muslimah yang tidak pernah menjerumuskan dirinya pada mendekati zina ataupunpacaran.




Dan sesungguhnya muslimah yang shalihah adalah sebaik-baik perhiasan dunia, sesuai sabda Nabi Salallahu 'Alaihi Wasallam berikut:





الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ




“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang shalihah.”

(HR. Muslim)




Menjadi wanita muslimah yang beriman kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala tentu tidak mudah, karena banyak sekali godaan dan rintangan dalam mencapainya. Apalagi di jaman serba modern sekarang ini dimana pergaulan bebas telah membudaya. Namun, ternyata kita masih dapat menemukan wanita shalihah seperti ini, MasyaAllah...


Seperti cerita berikut ini. Sebuah kisah nyata yang kami ambil dari jejaring sosial Facebook, semoga kisah ini dapat memberikan motivasi bagi muslimah-muslimah lainnya.

Kejadian unik ini terjadi pada pasangan yang baru saja menikah di negara bagian Kedah, Malaysia, pada 05 Juni 2015 silam. Sang istri malu bersalaman dengan suami yang telah sah dinikahinya sesaat setelah selesai ijab kabul pernikahan mereka.

Dilansir dari media sosial Facebook, dikatakan bahwa si wanita selama ini selalu menjaga dirinya sehingga tidak pernah disentuh oleh lelaki manapun kecuali mahramnya. Dan keanehan terjadi ketika si istri diminta bersalaman dengan suami sahnya, sang istri malu bersalaman dengan suami nya tersebut.

Kejadian ini mengundang tawa orang sekitar yang menyaksikan acara tersebut, bahkan tante dari si mempelai wanita sampai memaksa memegang tangannya agar mau bersalaman dengan sang saumi sah yang baru saja dinikahi.

Melihat kejadian ini sang suami tidak lantas marah, malahan ikut tertawa dengan yang lainnya sambil menepok jidatnya sebagaimana terlihat pada gambar.

Hikmah yang dapat kita ambil adalah, begitulah seorang wanita yang selalu menjaga dirinya hingga kemudian kehalalannya datang padanya. Hal ini sangatlah penting, karena menjaga diri tersebutlah kemudian kita menjadi istri solehah nantinya.

Diriwayatkan dalam Sunan Abu Dawud dari Ibnu ‘Abbas Radliallahu Anhu, bahwa Rasulullah Salallahu 'Alaihi Wasallam ditanya oleh Umar bin al-Khattab Radliallahu Anhu:

“Akan aku informasikan kepadamu harta benda yang terbaik yang bisa seseorang dapatkan, yaitu istri yang baik (shalehah). Ketika dia (suaminya) melihatnya dia akan membuatnya senang dan ketika dia diperintah maka akan patuh dan ketika dia ditinggal (jauh dari suami) maka akan menjaga dirinya.”

Begitulah kisah istri yang malu bersalaman dengan suaminya. Semoga mereka menjadi keluarga bahagia di dunia dan akhirat.
Semoga Info ini bermanfaat bagi kita semua
khusus wanita.
terima kasih telah membaca artikel ini.

Sabtu, 09 Januari 2016

apakah Mungkin Anda Pernah Membantu Melahirkan Tuyul di Kamar Mandi

 apakah Mungkin Anda Pernah Membantu Melahirkan Tuyul di Kamar Mandi
 
Pernahkah Kamu bermandi lama-lama di kamar mandi? Atau Kamu sempat lakukan banyak hal di bawah ini? Tonton baik-baik yahh, apaakibatnya seandainya anda berlama-lama di kamar mandi.. 

Wajib Dibaca Untuk Yg Senang Mandi Sambil Bernyanyi


Mandi / Kamar Mandi


Siapa yg gemar mandi sambil menyanyi!!! 

 
ada yang sayang nih jika dilewatkan, yuk baca :
Dalam suatu hadist, Rasulullah bercerita bahwa Iblis meminta ruang tinggal pada Allah seperti halnya Allah memberikan ruangan tinggal terhadap anak adam buat berada di bumi. 


"Ya Allah, Adam & keturunannya Engkau beri ruang tinggal di bumi, sehingga berilah serta saya ruangan tinggal..!!" Kata Iblis... Allah berfirman,,"Tempat tinggalmu merupakan kamar mandi atau tandas"(HR. Bukhari)
Dari situlah setelah itu Iblis pula menggoda tiap-tiap orang yg memasuki rumahnya yg berupa kmr mandi.. 


Godaan iblis macam-macam & aneka warna. misalnya menggoda manusia biar


1. Berlama-lama di dalam kamar mandi
2. Bernyanyi atau berkata-kata
3. Bermain-main air atau sesuatu yg lain (bawa handphone mendengarkan musik, ber'facebook')
4. Membisik satu orang biar kencing sambil berdiri (sunnah rasul kencing sebaiknya jongkok)
5. Membiarkan pakaian yg kumuh tergntung di dalam kamar mandi
6. Melupakan satu orang buat berdo'a waktu hendak masuk atau ke luar dari kamar mandi
7. Membawa wudhu sambil telanjang
8. Mencoret-coret dinding kamar mandi
9. Merencanakan kriminal
10.Onani/masturbasi di dalam kamar mandi, air mani bakal bercampur air mani iblis dan menyebabkan terlahirlah tuyul. 


Sehingga, hati-hatilah selama dalam kamar mandi atau toilet. & anjuran yg baik merupakan mandi, buang air dll sewajarnya saja... lebih langsung lebih baik. 

Do'a Kala Masuk Kamar Mandi (Kloset)
اَللّهُمَّ اِنىِّ اَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَ الْخَبَائِثِ
"ALLAHUMMA INNII A'UUDZU BIKA MINAL KHUBUTSI WAL KHOBAAITSI"
Artinya : Ya Allah sesungguhnya saya berlindung KepadaMu dari setan
5-otx284" id="5-otx284" title="Original : laki-laki Sinonim: pria, laki laki, cowok">cowok & setan wanita.

Do'a Saat Ke Luar Kamar Mandi (WC


اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى اَذْهَبَ عَنِّى اْلاَذى وَعَافَنِى
"ALHAMDULILLAHIL LADZII ADZHABA ANNIL ADZA WA 'AAFANII";
Artinya : Segala puji bagi Allah yg sudah menghilangkan penyakit & sudah membuatku sehat. 


Manfaat Dari Berdoa Kala Masuk & Ke Luar Kamar Mandi

 Ketika Masuk 

Terhadap disaat kita mandi atau mau kencing, pastinya kita dalam kondisi telanjang. Dgn berdo'a, sehingga Aurat kita tak dapat kelihatan oleh syetan & jin. & bersama berdo'a serta sehingga kita dapat terhindar dari tindakan tidak baik

Kita tak akan mengira kapan kita bakal mati bukan? sanggup saja sewaktu-waktu kita mati di kamar mandi. Jikalau diawal mulanya seorang mengucapkan do'a disaat dapat memasuki kamar mandi, sehingga insyaallah beliau mati dalam kondisi Khusnul Khotimah. 


Ketika Ke Luar


Dikala berada di kamar mandi pasti kita jalankan sesuatu seperti "BAB, kencing dsb" aktivitas tersebut yaitu membuang kotoran yg ada di dalam badan kita. Sehingga hendaknya sesudah melaksanakan itu & disaat kita ke luar dari kamar mandi, kita mengucapkan makasih pada Allah SWT sebab sudah berikan kita kesehatan & sudah menghilangkan kotoran & penyakit dari dalam badan kita. Allah bakal selalu menambah nikmat orang yg mensyukuri nikmat yg dirinya memberi.

Jumat, 08 Januari 2016

Cara Jin Meniduri Manusia Tanpa Sepengetahuan Kita

Cara Jin Meniduri Manusia Tanpa Sepengetahuan Kita

 Cara Jin Meniduri Manusia Tanpa Sepengetahuan Kita
Sudah harus menjadi kesadaran bagi kita untuk mewaspadai gangguan jin atas wanita-wanita muslimah. Oleh karenanya izinkan saya memaparkan beberapa hal yang sangat rentan bagi wanita atas kejahatan jin itu sendiri.
Perlu diketahui, wanita adalah mangsa empuk bagi jin maupun dukun untuk melampiaskan kejahatannya. Wanita lebih mudah kesurupan, di santet, dan disihir oleh dukun. Dan itu lebih rentan apabila dalam keadaan haidh, ditambah lagi kondisi lahir dan batin yang tidak bersih.

Rasul bersabda, ketika wanita keluar rumah maka setan akan menghiasi mereka depan dan belakang. Depan di bagian wajah dan belakang di bagian pinggul. Oleh karenanya kenapa wanita disebut akan mendatangkan fitnah ketika keluar rumah, dianjurkan bagi mrka agar berpakaian menutup dan berdoa serta berzikir agar setan tidak menghiasi mereka serta tidak memudharatkan mereka.

Jin sangat senang melihat aurat, dan itu terlebih lagi bagi wanita. Ketika Rasul pulang kerumah dari gua Hira, Khatijah membuka baju beliau dan menanyakan apakah makhluk (jibril) masih ada? Jika tidak maka itu malaikat dan jika ada maka itu setan. Karena setan senang melihat aurat manusia. Sedang Rasul dalam keadaan ketakutan masa itu. Dan jibril telah pergi.
Begitu juga dgn wanita, pastikan membaca doa (minimal Bismillah ) ketika membuka aurat, niscaya Allah akan memberi hijab sehingga alam ghaib tidak dapat melihatnya.
Begitupun ketika masuk WC/Kamar Mandi/Toilet. Disebtkan dalam hadits bahwa tempatnya jin disana. Olehkarenanya, pastikan tidak lupa untuk membaca doa masuk wc agar Allah menghijabkannya jika anda tidak mau di plototin oleh jin selama anda didalam tempat itu.Jin hidup di tempat2 kotor. Termasuk juga bagian tubuh manusia. Jika tidak terurus dan dibiarkan kotor maka dipastikan jin berhinggap disana.

Ukuran jin itu berbagai macam. Ketika kita memaki ia akan tumbuh besar dan ketika kita berzikir ia akan mengecil. Pastika tubuh anda
terjaga dari kotoran dan najis serta jadikan ia selalu wangi. Ketik menguap tutup mulut anda dan tahan agar tidak bersuara. Karena dengan menguap jin mudah memasuki dan bersarang didalam tubuh.

Jauhi perkara2 y menghibur setan seperti bersuara saat menguap dan bersiul. Pastikan ketika keluar rumah anda tidak sendirian dan tidak berdua2an dengan bukan mahram. Karena jin hadir diantara mereka.

Jika anda sudah berkeluarga, pastikan saat berjimak tidak lupa membaca doa (minimal bismillah). Supaya jin dan setan tidak ikut serta dalam hubungan anda. Karena jin bisa saja meniduri/menzinai anda/istri anda. Itu karena jin juga memiliki nafsu seperti manusia. Sama seperti nafsunya manusia melihat jin yang memikat hati karena wujud rupanya yang mengundang syahwat.

- jangan mandi dalam keadaan terbuka ( telanjang )- jangan mandi selepas petang- jangan tidur dlam keadaan terbuka (telanjang) / pakaian yg minim- jangan tidur telentang, sebaiknya tidur menyamping ( sprti sunnah rasulullah)- jangan tidur setelah ashar sampai habis mahrib- jangan tidur di ruang tamu

Saat anda (wanita) tidur, jangan lupa membaca doa. Itu agar anda selamat dari kejahatan (diperkosa) oleh kaum jin laki2. Jika anda merasa ditindih jin maka langsung bertaawudz dan memohon pertolongan krn bisa jadi anda sedang dicabuli setan.
Perlu anda ketahui, sebagaimana pengalaman dri kisah yang ada. Bahwa jin sangat suka dengan wanita cantik. Banyak kita jumpai peristiwa wanita kesurupan karena jin yang merasukinya itu cinta padanya. Jin itu akan mengikutinya kemanapun ia pergi. Pastikan anda selalu memproteksi diri dengan membaca ayat kursi ba'da maghrib, subuh dan sebelum tidur.
Kemudian membaca doa sebelum makan dan minum.
Jika anda anak kos, ketika masuk jangan lupa salam dan doa. Itu supaya rumah anda tidak dihuni jin laki-laki dan supaya tidak memudharatkan anda. Pastikan anda melaksanakan shalat dan tilawah quran didalamnya.
Jangan pernah kedukun dan memakai pelet. Sering-seringlah meruqyah diri sendiri atau Pergilah minimal 6 sekali ke praktisi ruqyah syariyah untuk memastikan dan juga agar jin yang memudharatkan anda itu pergi atau musnah.
Selanjutnya jangan lupa membaca basmalah pada tiap perkerjaan supaya anda terproteksi dari kejahatan...
Semoga Bermanfaat dan membantu.
terima kasih telah mengunjungi artikel ini.

Rabu, 06 Januari 2016

KISAH INSFIRATIF PENGORBANAN IBU

KISAH INSFIRATIF PENGORBANAN IBU

WAJIB DI BACA
 
Sebuah kisah lama yang patut dibaca dan direnungkan berkali- kali betapa baiknya ibunda kita, bagaimana besarnya pengorbanan ibunda kita dstnya Kejadian ini terjadi di sebuah kota kecil di Taiwan, tahun berapaan udah lupa. Dan sempat dipublikasikan lewat media cetak dan electronic. Ada seorang pemuda bernama A be (bukan nama sebenarnya).

Dia anak yg cerdas, rajin dan cukup cool. Setidaknya itu pendapat cewe2 yang kenal dia. Baru beberapa tahun lulus dari kuliah dan bekerja di sebuah perusahaan swasta, dia sudah dipromosikan ke posisi manager. Gajinya pun lumayan.Tempat tinggalnya tidak terlalu jauh dari kantor.
Tipe orangnya yang humoris dan gaya hidupnya yang sederhana membuat banyak teman2 kantor senang bergaul dengan dia, terutama dari kalangan cewe2 jomblo. Bahkan putri owner perusahaan tempat ia bekerja juga menaruh perhatian khusus pada A be.

Di rumahnya ada seorang wanita tua yang tampangnya seram sekali. Sebagian kepalanya botak dan kulit kepala terlihat seperti borok yang baru mengering. Rambutnya hanya tinggal sedikit di bagian kiri dan belakang. Tergerai seadanya sebatas pundak. Mukanya juga cacat seperti luka bakar. Wanita tua ini betul2 seperti monster yang menakutkan. Ia jarang keluar rumah bahkan jarang keluar dari kamarnya kalau tidak ada keperluan penting.

Wanita tua ini tidak lain adalah Ibu kandung A Be. Walau demikian, sang Ibu selalu setia melakukan pekerjaan routine layaknya ibu rumah tangga lain yang sehat. Membereskan rumah, pekerjaan dapur, cuci-mencuci (pakai mesin cuci) dan lain-lain. Juga selalu memberikan perhatian yang besar kepada anak satu2-nya A be. Namun A be adalah seorang pemuda normal layaknya anak muda lain. Kondisi Ibunya yang cacat menyeramkan itu membuatnya cukup sulit untuk mengakuinya.

Setiap kali ada teman atau kolega business yang bertanya siapa wanita cacat dirumahnya, A be selalu menjawab wanita itu adalah pembantu yang ikut Ibunya dulu sebelum meninggal. “Dia tidak punya saudara, jadi saya tampung, kasihan.” jawab A be. Hal ini sempat terdengar dan diketahui oleh sang Ibu. Tentu saja ibunya sedih sekali. Tetapi ia tetap diam dan menelan ludah pahit dalam hidupnya. Ia semakin jarang keluar dari kamarnya, takut anaknya sulit untuk menjelaskan pertanyaan mengenai dirinya.
Hari demi hari kemurungan sang Ibu kian parah. Suatu hari ia jatuh sakit cukup parah. Tidak kuat bangun dari ranjang. A be mulai kerepotan mengurusi rumah, menyapu, mengepel, cuci pakaian, menyiapkan segala keperluan sehari-hari yang biasanya di kerjakan oleh Ibunya. Ditambah harus menyiapkan obat-obatan buat sang Ibu sebelum dan setelah pulang kerja (di Taiwan sulit sekali cari pembantu, kalaupun ada mahal sekali). Hal ini membuat A be jadi BT (bad temper) dan uring-uringan di rumah.

Pada saat ia mencari sesuatu dan mengacak-acak lemari ibunya, A be melihat sebuah box kecil.
Di dalam box hanya ada sebuah foto dan potongan koran usang. Bukan berisi perhiasan seperti dugaan A be. Foto berukuran postcard itu tampak seorang wanita cantik. Potongan koran usang memberitakan tentang seorang wanita berjiwa pahlawan yang telah menyelamatkan anaknya dari musibah kebakaran. Dengan memeluk erat anaknya dalam dekapan, menutup dirinya dengan sprei kasur basah menerobos api yang sudah mengepung rumah.

Sang wanita menderita luka bakar cukup serius sedang anak dalam dekapannya tidak terluka sedikitpun. Walau sudah usang, A be cukup dewasa untuk mengetahui siapa wanita cantik di dalam foto dan siapa wanita pahlawan yang dimaksud dalam potongan koran itu. Dia adalah Ibu kandung A be. Wanita yang sekarang terbaring sakit tak berdaya.

Spontan air mata A be menetes keluar tanpa bisa dibendung. Dengan menggenggam foto dan koran usang tersebut, A be langsung bersujud disamping ranjang sang Ibu yang terbaring. Sambil menahan tangis ia meminta maaf dan memohon ampun atas dosa-dosanya selama ini. Sang ibupun ikut menangis, terharu dengan ketulusan hati anaknya. “Yang sudah-sudah nak, Ibu sudah maafkan. Jangan di ungkit lagi”. Setelah sembuh, A be bahkan berani membawa Ibunya belanja ke supermarket.

Walau menjadi pusat perhatian banyak orang, A be tetap cuek bebek. Kemudian peristiwa ini menarik perhatian kuli tinta (wartawan). Dan membawa kisah ini ke dalam media cetak dan elektronik.
Teman² yang masih punya Ibu (Mama atau Mami) di rumah, biar bagaimanapun kondisinya, segera bersujud di hadapannya. Selagi masih ada KESEMPATAN...
 
 

Selasa, 05 Januari 2016

"HUKUM MENGUCAPKAN DAN MENJAWAB SALAM

mengucap salam

PENGERTIAN SALAM

Ulama berbeda pendapat akan makna salam dalam kaliamat ‘Assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuhu’. Berkata sebagian ulama bahwasanya salam adalah salah satu nama dari nama-nama Allah sehingga kalimat ‘Assalaamu ‘alaik’ berarti Allah bersamamu atau dengan kata lain engkau dalam penjagaan Allah. Sebagian lagi berpendapat bahwa makna salam adalah keselamatan sehingga maknanya ‘Keselamatan selalu menyertaimu’. Yang benar, keduanya adalah benar sehingga maknanya semoga Allah bersamamu sehingga keselamatan selalu menyertaimu. 

KEWAJIBAN MENJAWAB SALAM

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
إِذَا انْتَهَى أَحَدُكُمْ إِلَى الْمَجْلِسِ فَلْيُسَلِّمْ فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَقُومَ فَلْيُسَلِّمْ فَلَيْسَتْ الْأُولَى بِأَحَقَّ مِنْ الْآخِرَةِ
“Apabila salah seorang kalian sampai di suatu majlis hendaklah memberikan salam. Dan apabila hendak keluar, hendaklah memberikan salam. Dan tidaklah (salam) yang pertama lebih berhak daripada (salam) yang kedua.” (HR. Abu Daud dan al-Tirmidzi serta yang lainnya  Hasan shahih).” Maknanya, kedua-duanya adalah benar dan sunnah.

Dari Abu Hurairah radliyallaahu 'anhu berkata, aku mendengar Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,
حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ : إذَا لَقِيته فَسَلِّمْ عَلَيْهِ ، وَإِذَا دَعَاك فَأَجِبْهُ
“Hak muslim atas muslim lainnya ada enam: apabila engkau bertemu dengannya maka ucapkan salam, apabila dia mengundangmu maka penuhilah undangannya, . . . .” (HR. Muslim)

1.jika ada yang mengucapkan salam kepada kita sedang kita dalam kondisi sendiri, maka kita wajib menjawabnya karena menjawab salam dalam kondisi tersebut hukumnya adalah fardu ‘ain.

2.jika salam diucapkan pada suatu rombongan atau kelompok, maka hukum menjawabnya adalah fardu kifayah.

3.Jika salah satu dari kelompok tersebut telah menjawab salam yang diucapkan kepada mereka, maka sudah cukup.
jadi tak usah rame rame jawab..cukup diantaranya mewakili..


4. jika hukum memulai salam adalah sunnah (dianjurkan) namun untuk kelompok hukumnya sunnah kifayah,

5.jika sudah ada yang mengucapkan maka sudah cukup.Dari Ali bin Abi Thalib, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sudah mencukupi untuk suatu rombongan jika melewati seseorang, salah satu darinya mengucapkan salam.” (HR. Ahmad dan Baihaqi)


BAGAIMANA SALAM DGN LAWAN JENIS

Nah untuk yang ini.kebanyakan..org tak paham bagimana sebenarnya etika salam dgn lawan jenis.ketika ia menyampaikan salam..dan ketika ada yg tak jawab..malah sewot..

1. Tidak benar bila salam kepada kepada lawan jenis hukumnya haram secara mutlak bahkan hal itu disyari’atkan apabila aman dari fitnah berdasarkan hadits-hadits berikut yang akan kami bagi menjadi dua:

A. Salam wanita kepada laki-laki.

Dalil pertama:

عَنْ أُمِّ هَانِئٍ قَالَتْ: ذَهَبْتُ إِلَى النَّبِيِّ عَامَ الْفَتْحِ فَوَجَدْتُهُ يَغْتَسِلُ وَفَاطِمَةُ ابْنَتُهُ تَسْتُرُهُ (بِثَوْبٍ) فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ فَقَالَ: مَنْ هَذِهِ؟ فَقُلْتُ: أَنَا أُمُّ هَانِئٍ بِنْتُ أَبِيْ طَالِبٍ فَقَالَ: مَرْحَبًا بِأُمِّ هَانِئٍ.
Dari Ummu Hani’ berkata: “Saya pernah datang kepada Nabi pada tahun fathu (Mekkah) sedang beliau ketika itu sedang mandi. Dan putrinya, Fathimah menutupinya dengan pakaian lalu saya ucapkan salam padanya. Rasulullah bertanya: “Siapa ya?” Jawabku: “Saya Ummu Hani’ binti Abi Thalib”. Nabi bersabda: “Selamat datang wahai Ummu Hani”. (HR. Bukhari no. 6158 dan Muslim no. 336).


Dalam hadits ini Ummu Hani’ mengucapkan salam kepada Nabi padahal dia tidak termasuk mahramnya.

Dalil kedua:

عَنِ الْحَسَنِ الْبَصْرِيِّ قَالَ: كُنَّ النِّسَاءُ يُسَلِّمْنَ عَلَى الرِّجَالِ
Dari Hasan Al-Bashri berkata: “Dahulu para wanita (sahabat) mengucapkan salam kepada kaum laki-laki”. (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad no. 1046 dengan sanad hasan).


B. Salam laki-laki kepada wanita.

Dalil pertama:

عَنْ أَبِيْ حَازِمٍ عَنْ سَهْلٍ قَالَ: كُنَّا نَفْرَحُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ. قُلْتُ لِسَهْلٍ: وَلِمَ؟ قَالَ: كَانَتْ عَجُوْزٌ تُرْسِلُ إِلَى بُضَاعَةَ –نَخْلٍ بِالْمَدِيْنَةِ- فَتَأْخُذُ مِنْ أُصُوْلِ السِّلَقِ فَتَطْرَحُهُ فِيْ قِدْرٍ وَتُكَرْكِرُ حَبَّاتٍ مِنْ شَعِيْرٍ. فَإِذَا صَلَّيْنَا الْجُمُعَةَ انْصَرَفْنَا وَنُسَلِّمُ عَلَيْهَا فَتُقَدِّمُهُ إِلَيْنَا مِنْ أَجْلِهِ وَمَا كُنَّا نَقِيْلُ وَلاَ نَتَغَذَّى إِلاَّ بَعْدَ الْجُمُعَةِ.
Dari Abu Hazim dari Sahl berkata: “Kami sangat gembira bila tiba hari Jum’at”. Saya bertanya kepada Sahl: “Mengapa demikian?” Jawabnya: “Ada seorang nenek tua yang pergi ke budha’ah -sebuah kebun di Madinah- untuk mengambil ubi dan memasaknya di sebuah periuk dan juga membuat adonan dari biji gandum.  Apabila kami selesai shalat Jum’at, kami pergi dan mengucapkan salam padanya lalu dia akan menyuguhkan (makanan tersebut) untuk kami. Itulah sebabnya kami sangat gembira. Tidaklah kami tidur siang dan makan siang kecuali setelah jum’at”.
(HR. Bukhari no. 6248 dan Muslim no. 859).


Dalil kedua:

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ: يَا عَائِشَةُ هَذَا جِبْرِيْلُ يَقْرَأُ عَلَيْكَ السَّلاَمَ. قَالَتْ: قُلْتُ وَعَلَيْهِ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ تَرَى مَا لاَ نَرَى تُرِيْدُ رَسُوْلَ اللهِ.
Dari Aisyah berkata: Rasulullah bersabda: “Wahai Aisyah, Tadi Jibril mengirimkan salam kepadamu”. Aku (Aisyah) menjawab: “Dan baginya salam dan kerahmatan Allah, engkau (Rasulullah) dapat melihat apa yang tak dapat kami lihat”. (HR. Bukhari no. 6249 dan Muslim no. 2447).


Dalil ketiga:

عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ يَزِيْدَ الأَنْصَارِيَّةِ: مَرَّ عَلَيْنَا النَّبِيُّ فِيْ نِسْوَةٍ فَسَلَّمَ عَلَيْنَا
Dari Asma’ binti Yazid Al-Anshariyyah berkata: “Rasulullah pernah melewati kami -para wanita- dan beliau mengucapkan salam kepada kami”.
(Shahih. Diriwayatkan Abu Daud (5204), Ibnu Majah (3701), Darimi (2/277) dan Ahmad (6/452).


Dalil keempat:

عَنْ كُرَيْبٍ مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ عَبْدَ اللهِ وَعَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ أَزْهَرٍ وَالْمِسْوَرَ بْنَ مَخْرَمَةَ أَرْسَلُوْهُ إِلَى عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ فَقَالَ: اقْرَأْ عَلَيْهَا السَّلاَمَ مِنَّا جَمِيْعًا وَسَلْهَا عَنِ الرَّكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعَصْرِ…
Dari Kuraib, maula Ibnu Abbas bercerita bahwa Abdullah bin Abbas, Abdur Rahman bin Azhar dan Miswar bin Makhramah pernah mengutusnya kepada Aisyah, istri Nabi. Mereka mengatakan: Sampaikan salam kami semua kepadanya dan tanyakan padanya tentang shalat dua rakaat setelah Ashar…(HR. Muslim no. 834).

Dalil-dalil di atas secara jelas menunjukkan bolehnya salam kepada lawan jenis. Imam Bukhari membuat bab dalam Shahihnya “Bab salam kaum laki-laki kepada wanita dan salamnya kaum wanita kepada laki-laki”.

Al-Hafidz Ibnu Hajar menjelaskan dalam Fathul Bari juz 11 hal.33-34:

“Imam Bukhari mengisyaratkan dengan bab ini untuk membantah riwayat Abdur Razaq dari Ma’mar dari Yahya bin Abi Katsir, beliau berkata: “Telah sampai khabar kepadaku bahwasanya dibenci kaum laki-laki salam kepada wanita dan wanita salam kepada pria”. Tetapi atsar ini sanadnya maqthu’ atau mu’dhal (jenis hadits lemah). Maksud bolehnya di sini apabila aman dari fitnah.

Al-Hulaimi berkata: “Barangsiapa yang yakin terhadap dirinya selamat dari fitnah, hendaknya dia mengucapkan salam dan bila tidak maka diam lebih utama”.

Al-Muhallab juga berkata: Salamnya kaum laki-laki kepada wanita atau sebaliknya hukumnya boleh apabila aman dari fitnah”. (Lihat pula Syu’abul Iman (6/461) oleh Imam Baihaqi).

Kesimpulannya: boleh salam kepada wanita berdasarkan keumuman dalil yang menganjurkan penyebaran salam dengan selalu menjaga kaidah:

دَرْءُ الْمَفَاسِدِ مُقَدَّمٌ مِنْ جَلْبِ الْمَصَالِحِ

“Membendung kerusakan lebih utama daripada mendapatkan kemaslahatan”.



ETIKA MENGUCAPKAN SALAM 

1. Mengucapkannya Dengan Sempurna

sangat dianjurkan bagi kita untuk mengucapkan salam dengan sempurna, yaitu dengan mengucapkan, “Assalaamu’alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu.”Hal ini berdasarkan hadits dari ‘Imran bin Hushain radiallau ‘anhu, ia berkata: “Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengucapkan , ‘Assalaamu’alaikum’. Maka dijawab oleh Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam kemudian ia duduk, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sepuluh’. Kemudian datang lagi orang yang kedua, memberi salam, ‘Assalaamu’alaikum wa Rahmatullaah.’ Setelah dijawab oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ia pun duduk, Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Dua puluh’. Kemudian datang orang ketiga dan mengucapkan salam: ‘Assalaamu’alaikum wa rahmatullaahi wa baraakaatuh’. Maka dijawab oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian ia pun duduk dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Tiga puluh’.”  
(Hadits Riwayat Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad no. 986, Abu Dawud no. 5195, dan At-Tirmidzi no. 2689 dan beliau meng-hasankannya).2. Memulai Salam Terlebih Dahulu

memulai mengucapkan salam kepada orang lain adalah sangat dianjurkan. Hendaknya yang lebih muda mengucapkan salam kepada yang lebih tua, yang lewat memberi salam kepada yang sedang duduk, dan yang sedikit mengucapkan salam kepada yang banyak, serta yang berkendaraan mengucapkan salam kepada yang berjalan. Hal tersebut sejalan dengan hadist dari Abu Hurairah. Pengucapan salam yang berkendaraan kepada yang berjalan adalah sebagai bentuk syukur dan salah satu keutamaannya adalah agar menghilangkan kesombongan.Dalam hadits tersebut, bukan berarti bahwa apabila orang-orang yang diutamakan untuk memulai salam tidak melakukannya, kemudian gugurlah ucapan salam atas orang yang lebih kecil, atau yang tidak berkendaraan, dan semisalnya. Akan tetapi Islam tetap menganjurkan kaum muslimin mengucapkan salam kepada yang lainnya walaupun orang yang lebih dewasa kepada yang lebih muda atau pejalan kaki kepada orang yang berkendaraan, sebagaiman sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:“Yang lebih baik dari keduanya adalah yang memulai salam.” (HR. Bukhori: 6065, Muslim: 2559)

Salah satu upaya menyebarkan salam diantar kaum muslimin adalah mengucapkan salam kepada setiap muslim, walaupun kita tidak mengenalnya.Hal ini didasari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Dari ‘Abdullah bin Amr bin Ash radiallahu ‘anhuma, ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Islam bagaimana yang bagus?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Engkau memberi makan ( kepada orang yang membutuhkan), mengucapkan salam kepada orang yang engkau kenal dan yang tidak engkau kenal.” (HR. Bukhori: 2636, Muslim: 39) 


3. Mengulangi Salam Tatkala Berjumpa Lagi Walaupun Berselang Sesaat

Bagi seseorang yang telah mengucapkan salam kepada saudaranya, kemudian berpisah, lalu bertemu lagi walaupun perpisahan itu hanya sesaat, maka dianjurkan mengulang salamnya. Bahkan seandainya terpisah oleh suatu pohon lalu berjumpa lagi, maka dianjurkan mengucapkan salam, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:“Apabila di antara kalian berjumpa dengan saudaranya, maka hendaklah mengucapkan salam kepadanya. Apabila terhalang oleh pohon, dinding, atau batu (besar), kemudian dia berjumpa lagi, maka hendaklah dia mengucapkan salam (lagi).” (HR. Abu Dawud: 4200.)

4. Tidak Mengganggu Orang yang Tidur Dengan Salamnya

Dari Miqdad bin Aswad radiallahu ‘anhu, beliau berkata: “Kami mengangkat jatah minuman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (karena beliau belum datang), kemudian beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam datang di malam hari, maka beliau mengucapkan salam dengan ucapan yang tidak sampai mengganggu/ membangunkan orang tidur dan dapat didengar orang yang tidak tidur, kemudian beliau masuk masjid dan sholat lalu datang (kepada kami) lalu beliau minum (minuman kami).” (HR. Timidzi: 2719 ) 

5. Tidak Memulai Ucapan Salam Kepada Orang Yahudi dan Nasrani

Dari Ali bin Abi Thalib radiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah kalian mengucapkan salam lebih dahulu kepada Yahudi dan Nashrani, dan bila kalian bertemu mereka pada suatu jalan maka desaklah mereka ke sisi jalan yang sempit.”Hadits ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang mulia dan unggul dari yang lainnya. Jika mereka mengucapkan salam kepada kita, maka balaslah salamnya dengan ucapan ‘Wa ‘alaikum’. 

6. Berusaha Membalas Salam Dengan yang Lebih Baik atau Semisalnya

Maksudnya, tidak layak kita membalas salam orang lain dengan salam yang lebih sedikit. Sebagaimana Allah berfirman yang artinya:“Apabila kalian diberi salam/penghormatan, maka balaslah dengan yang lebih baik atau balaslah dengan yang serupa.” (QS. An-Nisa’: 86)

Kebiasaan Para Sahabat Berjabat Tangan

Adalah kebiasaan para sahabat jika mereka berjumpa maka saling berjabat tangan antar satu dengan yang lain. Maka apabila kita bertemu dengan seorang teman, cukupkanlah dengan berjabat tangan disertai dengan ucapan salam (Assalaamu’alaikum wa rahmatullaahi wa baraakaatuh) tanpa berpelukan kecuali ketika menyambut kedatangannya dari bepergian, karena memeluknya pada saat tersebut sangat dianjurkan. Hal ini berdasarkan hadits Anas bin Malik radiallahu ‘anhu, ia berkata:“Apabila sahabat-sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saling berjumpa, maka mereka saling berjabat tangan dan apabila mereka datang dari bepergian, mereka saling berpelukan.”
(HR. At-Tabrani dalam Al-Mu’jamul Ausath no. 97 dan Imam Al-Haitsami berkata dalam kitab Majma’uz Zawaa’id VIII/ 36, “Para perawinya adalah para perawi tsiqah.”)

 hendaklah adab-adab di atas kita jaga. Kita berusaha untuk menanamkannya pada diri kita, memupuknya, memeliharanya serta mengajak orang lain kepadanya. Semoga Allah, Dzat yang membalas kebaikan sebesar dzarrah dengan kebaikan dan membalas keburukan sebesar dzarrah dengan keburukan memberikan kita keistiqamahan untuk senantiasa berjalan di atas Kitabullah dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Wa Allahu A’lam.
semoga bermanfaat bagi kita semua
terima kasih telah mengunjung artikel ini

tolong bantu share dan like nya.

Arab Saudi Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Iran

Arab Saudi Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Iran


Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran, Iran diserang dan dibakar oleh demonstran, Sabtu (2/1).
Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran, Iran diserang dan dibakar oleh demonstran, Sabtu (2/1).

ARAB Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran, pada Ahad (3/1) menyusul memanasnya hubungan kedua negara setelah tokoh Syiah Nimr al Nimr dihukum mati.

Dilansir Al Jazeera, Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir menyampaikan itu setelah kedutaan Saudi di Teheran diserbu dan dibakar demonstran yang memprotes eksekusi Nimr al-Nimr.
“Iran telah membagikan senjata dan menanam sel-sel teroris di kawasan, termasuk di Saudi,” ujarnya.
Jubeir menjelaskan, sebenarnya pemerintah Saudi sudah meminta Kementerian Luar Negeri Iran terkait keamanan di Kedubes Arab Saudi. Namun permintaan itu diabaikan.
“Kami meminta bantuan sebanyak tiga kali, namun diabaikan,” jelasnya.
Selain membekukan hubungan diplomatik dengan Teheran, Menlu Adel al-Jubeir juga memerintahkan semua diplomat Iran untuk meninggalkan Arab Saudi dalam 48 jam.


 

Senin, 04 Januari 2016

Berhubungan Suami Istri Dalam Islam

Inilah Adab & Pantangan Berhubungan 

Suami Istri Dalam Islam


 berhungan suami istri dalam islam


Islam mengatur segala aspek kehidupan manusia, termasuk masalah Berhubungan Suami isteri. Berikut kami sajikan adab dan Pantangan dalam berhubungan Suami Istri, semoga bermanfaat.
ADAB
Mencium Ubun – Ubun Isteri
Pengantin pria hendaknya meletakkan tangannya pada ubun-ubun isterinya seraya mendo’akan baginya. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Apabila salah seorang dari kamu menikahi wanita atau membeli seorang budak maka peganglah ubun-ubunnya lalu bacalah “basmalah” serta do’akanlah dengan do’a berkah seraya mengucapkan: ‘Ya Allah, aku memohon kebaikannya dan kebaikan tabiatnya yang ia bawa. Dan aku berlindung dari kejelekannya dan kejelekan tabiat yang ia bawa.”
Shalat Dua Rakaat
Mengenai adab ini Abu Sa’id maula bercerita “Aku menikah ketika aku masih seorang budak. Ketika itu aku mengundang beberapa orang Shahabat Nabi, di antaranya ‘Abdullah bin Mas’ud, Abu Dzarr dan Hudzaifah radhiyallaahu ‘anhum. Lalu tibalah waktu shalat, Abu Dzarr bergegas untuk mengimami shalat. Tetapi mereka berkata: ‘Kamulah (Abu Sa’id) yang berhak!’ Ia (Abu Dzarr) berkata: ‘Apakah benar demikian?’ ‘Benar!’ jawab mereka. Aku pun maju mengimami mereka shalat. Ketika itu aku masih seorang budak. Selanjutnya mereka mengajariku, ‘Jika isterimu nanti datang menemuimu, hendaklah kalian berdua shalat dua raka’at. Lalu mintalah kepada Allah kebaikan isterimu itu dan mintalah perlindungan kepada-Nya dari keburukannya. Selanjutnya terserah kamu berdua”
Membaca Basmalah
Karena disebutkan dalam satu hadits bahwa orang yang menyetubuhi isterinya tanpa membaca Bismillah berarti ia bersetubuh bersama setan, dan setan juga akan meninggalkan benihnya dalam rahim sang isteri.
Berdo’a
Berikut do’a sebelum bersetubuh:
اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ ، وَجَنِّبْ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا
“Dengan nama Allâh. Ya Allâh, hindarkanlah kami dari syetan dan jagalah apa yang engkau rizkikan kepada kami dari syetan.”
Berhias
Dulu ada seorang perempuan di negeri Syam yang bernama Rabi’ah. Ia selalu berpakaian indah di malam hari dan menyapa suaminya seraya bertanya “apakah engkau berhajat kepadaku malam ini?”, jika suaminya menjawab “ia” maka ia akan segera melayaninya. Begitulah diceritakan dalam kitab Uqudul Lujain. Rasulullah Saw. bersabda; “Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu : berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan menikah” (HR. Tirmidzi).
Melakukan di Tempat Tertutup
Dalam hal ini Rasulullah Saw., bersabda “Apabila kalian mendatangi istrinya (berjima’), maka hendaklah menggunakan penutup dan janganlah telanjang seperti dua ekor himar (Keledai). (HR Ibnu Majah).
Bercumburayu
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda yang artinya : “Janganlah salah seorang di antara kalian menggauli istrinya seperti binatang. Hendaklah ia terlebih dahulu memberikan pendahuluan, yakni ciuman dan cumbu rayu.” (HR. At-Tirmidzi).
PANTANGAN
Melihat Kemaluan
Dimakruhkan bagi suami melihat kemaluan isterinya, bahkan ada pendapat hal ini diharamkan. Dalam satu hadits Rasulullah Saw, berkata: “Apabila seseorang diantara kami berjima’ dengan isteri atau budaknya, janganlah melihat kemalauannya, hal itu dapat menyebabkan buta”. Hadits ini dhaif menurut kebanyakan Ulama sebagaimana tersebut dalam kitab Tuhfatul Muhtaj. Dalam hadits lain yang juga dhaif Sayyidah Aisyah Ra. Mengatakan bahwa ketika bersetubuh beliau tidak melihat kemaluan Nabi Saw. dan Nabi Saw. pun tidak melihat kemaluan Aisyah Ra.
Menyetubuhi Lewat Dubur
Jika kita teliti banyak efek buruk yang timbul apabila seseorang menyetubuhi isterinya lewat dubur. Dalam Islam hal ini sangat terlarang. Rasulullah Saw. bersabda “Setubuhilah isterimu dari arah depan atau dari arah belakang, tetapi hindarilah (jangan engkau menyetubuhinya) di dubur dan ketika sedang haidh”.
Bersetubuh Saat Haidh
Ini juga diharamkan berdasarkan hadits diatas
Bersetubuh di Bulan Puasa
Dalam setiap kitab Fiqh disebutkan bahwa bersetubuh dibulan puasa dapat membatalkan puasa dan diwajibkan membayar kafarah.

Memilih Calon Pendamping Hidup

Memilih Calon Pendamping Hidup, Perhatikanlah Hal Ini


tipsagama.blogspot.com


ALLAH SWT telah menciptakan makhluk di muka bumi ini berpasang-pasangan. Termasuk manusia, ada perempuan dan lelaki. Keduanya saling melengkapi, disatukan dalam rasa cinta. Dan Islam, menyempurnakan cinta mereka dengan ikatan pernikahan, ikatan yang paling kuat dan merupakan penyempurna separuh agama.
Menikah memang dianjurkan, namun bukan berarti kita asal menikah. Terdapat hal-hal yang perlu kita pertimbangkan sebelum melangsungkan pernikahan. Salah satunya ialah mencari pendamping hidup yang baik. Lalu, kriteria perempuan atau lelaki seperti apakah yang paling tepat dinikahi?
Sebagai orang Jawa asli pasti mengenal istilah bibit, bebet dan bobot. Falsafah sederhana yang mengandung sarat makna. Bibit artinya berasal dari keluarga seperti apa calon pasangan kita. Bebet, berarti kesiapan seseorang dalam memberi nafkah. Dan bobot berarti kualitas seseorang dalam arti yang luas.

Jika dalam memilih pasangan hidup mempertimbangkan tiga unsur tersebut, insya Allah itu bisa menjadi modal berharga untuk mangarungi bahtera rumah tangga. Akan tetapi sebaliknya, jika saat memilih pasangan hidup mengesampingkan tiga unsur dan mendewakan bahwa kecantikan itu segala-galanya, bisa jadi usia pernikahannya tidak akan bertahan lama. Sebab, kecantikan itu tidak abadi dan akan hilang dimakan usia. Bagaimana pandangan Islam terhadap falsafah Jawa ini?
Bibit, bebet dan bobot jikalau ditelusuri lebih jauh, maknanya mirip dengan nasihat yang disampaikan Rasulullah SAW. Rasulullah juga menganjurkan untuk memilih pasangan hidup dengan memperhatikan beberapa aspek.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda, “Perempuan dinikahi karena empat hal, yaitu: harta, keturunan, kecantikan dan agamanya. Dapatkanlah wanita yang taat beragama, niscaya engkau akan berbahagia.”
Walaupun dalam hadis tersebut ditujukan untuk kaum Adam, akan tetapi jika faktor-faktor yang ada dalam hadis tersebut dijadikan pertimbangan untuk kaum Hawa saat memilih pasangan hidupnya, maka sah-sah saja, justru dianjurkan.

Minggu, 03 Januari 2016

Masjid Al Irsyad

Masjid Al Irsyad, Miniatur Kabah Berdinding Kaligrafi

Masjid Al Irsyad, Miniatur Kabah Berdinding Kaligrafi

cinta islam.com Di kota mandiri Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Bandung, ada sebuah masjid kebanggaan. Masjid Al-Irsyad namanya, karya arsitek kenamaan Ridwan Kamil.
Masjid Al-Irsyad mulai dibangun pada 7 September 2009 dan diresmikan pada bulan Agustus 2010. Masjid ini merupakan karya arsitek Ridwan Kamil, terinspirasi oleh Kabah di Masjidil Haram, Mekkah. Kalau Anda perhatikan, pada dinding masjid ini detailnya dibentuk tulisan kaligrafi dengan kalimat As-Syahadah.
Pada saat azan maghrib menggema sampai malam hari, cahaya yang terang dari dalam masjid akan memancar keluar. Ini seolah sebagai ajakan memanggil umat untuk beribadah. Masjid ini cukup luas karena berdiri di atas lahan seluas 1 hektar serta mampu menampung 1.500 jemaah.
Di dalam masjid, Anda akan menemukan ketenangan dan kenyamanan beribadah karena konsepnya dipadukan dengan balutan alam. Seperti arah kiblat yang dibuat terbuka dengan alam, kemudian dinding-dinding masjid dengan ruang keluar masuk udara, juga batu-batu alam di pinggir ruang dalam masjid.
Masjid Al-Irsyad juga memegang predikat sebagai satu dari lima bangunan terbaik tahun 2010 (Building of The Year), menyisihkan pesaingnya dari berbagai negara. Begitu diresmikan pada bulan Agustus 2010, bangunan masjid yang memadukan unsur lingkungan dan semangat Islami langsung memenangkan hati banyak pihak.

Jumat, 01 Januari 2016

10 Cara Sederhana Berbakti dan Memuliakan Orang Tua

Jaman sudah makin edan dan terbalik, kultur ketimuran semakin terkikis dan pendidikan agama sudah banyak dikesampingkan. Sekarang banyak ditemui anak yang hilang sopan santun hingga kurang ajar terhadap orang tuanya, tidak mempunyai sikap berbakti bahkan menelantarkan orang tua yang sudah lanjut usia. Berbuat baik kepada kedua orang tua hukumnya wajib, baik waktu kita masih kecil, remaja atau sudah menikah dan sudah mempunyai anak bahkan saat kita sudah mempunyai cucu. Ketika kedua orang tua kita masih muda atau sudah lanjut usianya bahkan pikun kita tetap wajib berbakti kepada kedua orang tuanya. Mereka membesarkan kita dengan penuh kasih sayang dan berbagai pengorbanan. Pengorbanan itu tak hanya dalam hal tenaga, waktu dan materi, bahkan demi anak nyawa pun rela dikorbankan.
Berikut ini setidaknya ada 10 cara yang cukup sederhana yang dapat kita lakukan untuk berbakti atau memuliakan orang tua, termasuk kepada orang tua yang telah tiada.

1. Lemah Lembut Dalam Bertutur Kata Kepada Orang Tua
Jagalah setiap tutur kata kita sebagai anak agar senantiasa lemah lembut tatkala berbicara kepada orang tua. Jauhi ucapan-ucapan bernada tinggi, apalagi kata-kata kasar. Kepada pimpinan atau bos kita saja kita bisa berusaha santun (meskipun terkadang hanya basa-basi), seharusnya kita pun bisa bertutur lemah lembut kepada orang tua. Kadang kita temui anak yang berkata kepada orang tuanya dengan cara berteriak-teriak.

2. Membantu Berbagai Pekerjaan Rumah
Banyak dari kita yang tidak menyadari sebenarnya ada berbagai rutinitas orang tua, terutamanya Ibu yang sebenarnya cukup melelahkan, namun atas dasar tanggung jawab sebagai orang tua, perkara-perkara rutinitas dalam keseharian itu tidak menjadikan mereka berkeluh kesah. Maka tidak ada salahnya bagi kita untuk membantu meringankan beban orang tua tersebut, seperti halnya membantu mencuci piring, menyapu halaman, mengepel lantai, membersihkan rumah dan semisalnya. Meskipun mungkin kita tidak setiap hari membantu dalam meringankan pekerjaan-pekerjaan tersebut, tapi niscaya itu akan membuat orang tua merasa bahagia.

3. Ringan Tangan Menjalankan Perintah Orang Tua
Jika orang tua memerintahkan suatu hal kepada kita, yang mana hal tersebut dapat kita jalankan, maka janganlah menolak atau menunda-nunda jika memang kita tidak memiliki udzur dalam perkara tersebut. Orang tua ‘melayani’ kita sejak kita lahir, sejak masih bayi hingga dewasa dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. Sungguh tidak pantas ketika tiba saatnya orang tua kita memerintahkan kita untuk melakukan suatu perkara yang sanggup kita kerjakan, namun kita mencari-cari alasan untuk mengelak dari perintah tersebut.

4. Senantiasa Bersikap Sopan dan Santun
Tidak sekedar ucapan yang lemah lembut saja yang harus kita jaga, namun juga disertai dengan sikap sopan dan santun terhadap orang tua. Semisal kita mengucapkan salam ketika pulang, tidak sekedar seperti orang masuk pasar. Terlebih lagi kita harus menjauhi sikap kurang ajar kepada orang tua.

5. Bersikap Sabar dan Menahan Marah
Sering kali kita mendengar ucapan dari sekian banyak orang terkait orang tua yang semakin bertambah usia mereka, maka akan semakin ‘rewel’ sikap mereka, seperti anak kecil lagi. Terkadang dipicu oleh kondisi kesehatan yang sudah tidak prima lagi, terkadang orang tua semakin usianya renta mereka jadi lebih sensitif dan mudah marah. Dalam keadaan seperti ini kita harus berusaha untuk menahan diri dengan bersabar. Bahwasanya surga itu adalah tempat yang salah satu ciri-ciri penghuninya adalah mereka yang dapat menahan marah.Bayangkan bagaimana kesabaran orang tua mengasuh kita sejak kecil hingga dewasa, sabar menghadapi kebandelan kita, sabar menasehati kita, dll.

6. Memberi Hadiah Kepada Orang Tua
Memberi hadiah tidak hanya khusus dituntunkan kepada pasangan suami-istri ataupun dari orang tua kepada anak. Namun anak pun dapat memberikan suatu hadiah kepada orang tuanya. Hadiah tidak haruslah yang mahal, namun yang penting dapat menyenangkan orang tua kita. Semisal untuk Ibu kita beri hadiah berupa jilbab yg syar’i, atau kepada bapak kita hadiahkan sebuah sarung yang bagus, semisal tatkala Alloh ‘Azza wa Jalla memberi kita kemudahan dalam hal rezeki yang berlebih. Betapa orang tua akan merasa dimuliakan anak.

7. Tidak Menyia-nyiakan Kerja Keras Orang Tua
Di jaman sekarang ini, banyak kita temui anak yang tidak bisa menghargai perjuangan dan kerja keras orang tuanya dalam menafkahi mereka, menyekolahkan mereka, dan hal yang semisalnya yang notabene perjuangan tersebut adalah untuk membuat kita menjadi lebih baik. Semisal bentuk tidak menghargai perjuangan dan kerja keras orang tua adalah: bolos sekolah, menghambur-hamburkan uang pemberian orang tua, malas belajar, dan sikap negatif lainnya yang dilakukan seorang anak.

8. Merawat Mereka Saat Usia Semakin Renta
Saat kita masih kecil hingga kita dewasa orang tua merawat kita dengan penuh kesabaran dan ketelatenan. Saat kita sakit sejak kita bayi hingga dewasa, orang tua menjaga kita siang dan malam. Ingatlah bagaimana Ibu kita memandikan kita, menyuapi kita dengan telaten, memakaikan baju setiap hari, mengajari kita hal-hal yang baik, mengganti popok kita, dll. Sekarang banyak kita temui, anak-anak yang menaruh orang tuanya di panti jompo dikarenakan mereka lebih memilih menghabiskan semua waktu untuk mengejar nafsu duniawi. Sungguh kebanyakan orang tua akan nelangsa dengan perlakuan seperti ini.

9. Doa Anak Yang Shalih Untuk Orang Tua Yang Telah Meninggal
Bagi Kaum Muslimin yang mana kedua orang tua atau salah satunya telah tiada, bahwasanya doa dari anak yang sholeh begitu luar biasa memberi manfaat bagi orang tua yang telah meninggal. Telah banyak hadits yang menerangkan tentang bagaimana kebaikan yang akan didapatkan orang tua di kehidupan setelah mati tatkala memiliki anak-anak yang sholeh yang mau mendoakan mereka. Dan shaleh ataupun shalehah itu harus diperjuangkan dengan cara taat pada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mengikuti tuntunan Rasul-Nya, Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam. Sebaliknya anak-anak yang tidak mau taat kepada perintah Alloh dan sebaliknya gemar berbuat dosa akibat meninggalkan shalat, berbuat maksiat, tidak mau belajar ilmu agama dan hal-hal yg dibenci Alloh serta RasulNya.. maka sang anak hanya akan memberikan beban berat yang harus dipertanggung jawabkan orang tuanya di yaumul akhirat.

10. Menjaga Silahturahmi Dengan Kerabat ataupun Teman Orang Tua
Termasuk juga dalam ini adalah menyambung hubungan dengan teman atau sahabat dari orang tua kita yang telah tiada. Dalam syariat Islam bahwasanya dituntunkan untuk kita senantiasa menyambung tali silahturahmi dengan keluarga-keluarga dari orang tua kita yang telah tiada sebagai bentuk bakti kita kepada orang tua. Kita usahakan meluangkan waktu untuk berkunjung ke rumah paman, tante dan semisalnya.
Hadits Shahih :
Dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda:
“Celaka, sekali lagi celaka, dan sekali lagi celaka orang yang mendapatkan kedua orang tuanya berusia lanjut, salah satunya atau keduanya, tetapi (dengan itu) dia tidak masuk syurga.”
[Hadits Riwayat Muslim 2551, Ahmad 2:254, 346]
Penjelasan ringkas dari hadits di atas: Bahwasanya kedua orang tua itu adalah ‘ladang pahala’ untuk kita menggapai surga Alloh ‘Azza wa Jalla. Terdapat kemuliaan tatkala seorang anak ikhlas dan sadar dalam memuliakan serta berbakti kepada kedua orang tuanya dalam perkara-perkara yang ma’ruf (perkara yang baik dan tidak melanggar syariat). Dan sungguh celaka dan merugi bagi seorang anak yang tatkala kedua orang tua atau salah satunya masih hidup lantas ia enggan merawatnya, enggan berbakti kepada mereka terlebih tatkala orang tua sudah renta, bahkan sampai membiarkan orang tua terlantar tanpa perhatian dan kasih sayang dari anak-anaknya. Demi mengejar karir, demi membahagiakan istri atau suami, sering kali akhirnya orang tua dilupakan dan dikesampingkan. Tanpa disadari mereka mendekatkan diri dengan api neraka dan azab-Nya.