Memilih Calon Pendamping Hidup, Perhatikanlah Hal Ini
ALLAH SWT telah menciptakan makhluk di muka bumi ini
berpasang-pasangan. Termasuk manusia, ada perempuan dan lelaki. Keduanya
saling melengkapi, disatukan dalam rasa cinta. Dan Islam,
menyempurnakan cinta mereka dengan ikatan pernikahan, ikatan yang paling
kuat dan merupakan penyempurna separuh agama.
Menikah memang dianjurkan, namun bukan berarti kita asal menikah.
Terdapat hal-hal yang perlu kita pertimbangkan sebelum melangsungkan
pernikahan. Salah satunya ialah mencari pendamping hidup yang baik.
Lalu, kriteria perempuan atau lelaki seperti apakah yang paling tepat
dinikahi?
Sebagai orang Jawa asli pasti mengenal istilah bibit, bebet dan
bobot. Falsafah sederhana yang mengandung sarat makna. Bibit artinya
berasal dari keluarga seperti apa calon pasangan kita. Bebet, berarti
kesiapan seseorang dalam memberi nafkah. Dan bobot berarti kualitas
seseorang dalam arti yang luas.
Jika dalam memilih pasangan hidup mempertimbangkan tiga unsur
tersebut, insya Allah itu bisa menjadi modal berharga untuk mangarungi
bahtera rumah tangga. Akan tetapi sebaliknya, jika saat memilih pasangan
hidup mengesampingkan tiga unsur dan mendewakan bahwa kecantikan itu
segala-galanya, bisa jadi usia pernikahannya tidak akan bertahan lama.
Sebab, kecantikan itu tidak abadi dan akan hilang dimakan usia.
Bagaimana pandangan Islam terhadap falsafah Jawa ini?
Bibit, bebet dan bobot jikalau ditelusuri lebih jauh, maknanya mirip
dengan nasihat yang disampaikan Rasulullah SAW. Rasulullah juga
menganjurkan untuk memilih pasangan hidup dengan memperhatikan beberapa
aspek.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim,
Rasulullah SAW bersabda, “Perempuan dinikahi karena empat hal, yaitu:
harta, keturunan, kecantikan dan agamanya. Dapatkanlah wanita yang taat
beragama, niscaya engkau akan berbahagia.”
Walaupun dalam hadis tersebut ditujukan untuk kaum Adam, akan tetapi
jika faktor-faktor yang ada dalam hadis tersebut dijadikan pertimbangan
untuk kaum Hawa saat memilih pasangan hidupnya, maka sah-sah saja,
justru dianjurkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar